Iwan Fals Nyanyikan Lagu Tidung–Kaltara “Bebilin” di IRAU Malinau 2025, Ini Lirik dan Maknanya

MALINAU, takanews.com– Tak hanya menyanyikan lagu-lagu hits miliknya, musisi legendaris Iwan Fals dan bandnya juga menyanyikan salah satu lagu daerah di Kaltara dalam penampilannya di Panggung Padan Liu Burung (PLB) Malinau pada malam penutup IRAU 2025, Senin (27/11/2025).

Adalah Bebilin Yaduyaki, yang menjadi pilih Iwan Fals untuk dinyanyikan di depan ribuan penonton yang memadati lapangan, meski di bawah guyuran hujan gerimis.
Lagu “Bebilin” merupakan salah satu lagi berbahasa Tidung.:Lagu ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan, komunikasi .

Lagu daerah Bebilin terdiri dari tiga bait. Masing-masing bait terdiri dari empat baris. Dalam menyanyikannya, setiap baris dinyanyikan dua kali dengan kaliman yang sama.
Selain menyanyikan lagu daerah, Iwan Fals juga menciptakan lagu khusus untuk Malinau. Judulnya: Malinau sang Pengendali Air.
Apa makna dari lagu ini, diharapkan kondisi Malinau yang kaya sumber daya alam, mulai hutan dan sungai besar. Diharapkan semua terjaga, dan akan selalu menjadi sumber air.
Berikut syair dan makna lagu daerah “Bebilin” yang dinyanyikan Iwan Fals.
Bait I
Bebilin yadu yaki (Berpesan Kakek nenek) Suboi no labu bedilit (Waktunya sudah labu berlilit)
Penembayud no de fikir (Merangkul disertai pemikiran)
Impong de lunas insuai (Tidak mau lunas bercerai)
Bait 2
Manongku teganok kandis (Benar aku sebatang pohon kandis)
Layau pegadan ku gino (Rindang juga dahanku)
Tembelayan awoi lumot (Seikat rotan kecil)
Batang tembaloi ku gino (Untuk ikat rumahku saja.)
Bait 3
Sapu tangan jingga-jingga (Sapu tangan warna jingga)
Mapit kegulu injakin (Singgah dulu sebentar)
Buwoi nio kati intamu (Lama sudah tidak bertemu)
Betapap maya bedindang (Bertepuk tangan dan bernyanyi).
Makna Lagu Bebilin
Dikutip dari Kajian Semiotika dalam Lagu Tidung (Bebilin, Bencana, dan Imbaya Taka Mikang) oleh Ario Saputra, berikut ini interpretasi makna dari lagu Bebilin:
1. Simbol Kebersamaan
Kata “Bebilin yadu yaki” menandakan ajakan kolektif. Meski secara lugas ajakan untuk bernyanyi, ini juga bisa dimaknai ajakan bekerja, dan hidup bersama. Lagu ini bukan sekadar hiburan, namun juga perekat sosial.
2. Perahu Sebagai Metafora Kehidupan
Dalam lirik “Impong de lunas insuai”, lunas berarti bagian bawah perahu yang menggambarkan keseimbangan hidup. Seperti perahu, lunasnya harus dijaga agar tidak karam, manusia pun harus menjaga harmoni dalam kehidupan sosial.
3. Alam Sebagai Sumber Nilai
Buah kandis, batang tembaloi, dan kelapa adalah simbol keseharian masyarakat Tidung. Ini menggambarkan bahwa alam bukan hanya sumber pangan, tetapi juga sumber filosofi hidup.
4. Identitas dan Estetika
“Sapu tangan jingga-jingga” melambangkan keindahan, kerapian, dan identitas budaya. Warna dan benda sehari-hari dijadikan simbol kebanggaan.
5. Budaya Musyawarah dan Gotong Royong
Lirik “penembayud no de fikir” menekankan pentingnya berpikir sebelum bertinda. Ini sejalan dengan nilai musyawarah dalam budaya Tidung.
Fungsi & Relevansi di Masa Kini
Lagu Bebilin berperan bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga media pendidikan moral, pengikat komunitas, sekaligus pelestari identitas budaya Tidung. Melalui simbol perahu, buah kandis, tembaloi, hingga saputangan jingga, lagu ini menanamkan nilai kebersamaan, musyawarah, dan keseimbangan hidup.
Kini, pesan tersebut tetap relevan karena mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan, menjaga identitas lokal di tengah globalisasi, serta menumbuhkan kesadaran bahwa alam dan budaya adalah fondasi kehidupan masyarakat.
Sementara itu, di bawah rintikan hujan yang mengguyur Malinau, musisi Legendaris Iwan Fals bersama bandnya, tampil memukau di depan ribuan penggemarnya di lapangan Padan Liu Burung Malinau Minggu (26/10/2025) malam.
Tampil membawakan 20 lagi, musisi berusia 64 tahun itu tetap tampil enerjik, membawa ribuan penonton ikut larut bersama lagu-lagunya yang memang sudah sangat dikenal.
Rintik hujan gerimis yang mengguyur sejak awal hingga akhir, tak membuat masyarakat yang menonton beranjak dari tempatnya.
Selain membawakan lagu-lagu hitnya, dalam kesempatan itu Iwan Fals juga menyanyikan salah satu lagu daerah Kaltara. Yaitu lagi Bebilin Yaduyaki. Lagu berbahasa Tidung itu dibawakan dengan apik oleh Iwan Fals, dengan iringan aransemen musik yang begitu memukau.
Tak hanya itu, musisi legendaris yang memiliki jutaan penggemar tersebut juga menyanyikan lagu tentang Malinau, yang merupakan ciptaannya sendiri. Judulnya; “Malinau sang Pengendali Air”.
Dimulai sekira pukul 21.30 WIta, penampilan Iwan Fals & Band baru selesai pukul 24.00 Wita. Hebatnya, ribuan penonton terus menikmati dari awal hingga akhir. Dengan bernyanyi lagu-lagu sang legendaris.
Penampilan Iwan Fals dan Band, sebagai penutup rangkaian Festival Budaya IRAU Malinau yang digelar sejak 7 Oktober 2025 lalu.
Penutupan IRAU sendiri dilakukan oleh Bupati Malinau Wempi W Mawa. Dengan dihadiri sejumlah tokoh nasional, seperti Rocky Gerung dan anggota DPR RI, hingga sejumlah tokoh daerah. (*)
