
YOGYAKARTA, takanews.id – Melalui program Layar Komunitas, Community Forum JAFF (Jogja-Netpac Asian Festival), menyajikan 10 karya komunitas film dari berbagai wilayah di Indonesia. Meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, NTT, dan Jawa.
Dengan membawa misi memetakan perkembangan film Indonesia, melalui karya-karya komunitas film yang tidak pernah merasakan bagaimana perhelatan sebuah festival film yang mampu menjadi ruang eksposur mereka untuk diketahui dan dikenal khalayak, dengan membawa ciri masing-masing.
Salah satu film yang ditampilkan adalah film pendek berjudul Kuanyi (Legenda Telur Pecah), karya putra-putri Kalimantan Utara (Kaltara).
Bersama 10 film lainnya karya anak bangsa Indonesia, film Legenda Telur Pecah bakal bersaing dengan film-film top karya sineas negara-negara Asia lainnya.
Film-film ini bakal ditayangkan di Empire XXI Yogyakarta mulai 27 November – 4 Desember 2021. “Informasi yang kami peroleh, film Legenda Telur Pecah akan ditayangkan pada 30 November 2021 pukul 14.00 WIB,” ungkap Ibrahim manajer Arch Mediatama Production yang menaungi komunitas kreator Kaltara.
Boim–sapaan akrabnya, berharap doa dan dukungan dari warga Kalimantan Utara, agar keikutsertaan mereka di ajang festival film Asia ini, bisa meraih hasil yang baik. Dengan mengharumkan nama Kaltara di kancah internasional.
Seperti diketahuai, film pendek berjudul Kuwanyi (Legenda Telur Pecah), yang mengisahkan tentang cerita rakyat di Kabupaten Bulungan, terpilih menjadi peserta festival film asia yang digelar di Yogyakarta.
Hebatnya lagi, film yang diproduksi oleh para kreator Kaltara ini, merupakan satu-satunya wakil dari Kalimantan yang ikut dalam even bertajuk 16th Jogja – Netpac Asian Film Festival, untuk kategori film pendek.
“Kami benar-benar tidak menyangka, film ini mendapat respons yang luar biasa. Hingga dilirik untuk diikutkan dalam festival film internasional atau se Asia,” kata Ibrahim. Dia menyebut, pembuatan film yang mengambil syuting di wilayah Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan itu.
Jogja-Netpac Asian Film Festival yang akan digelar di Yogyakarta pada 27 November – 4 Desember 2021 mendatang diikuti oleh sineas-sineas dari beberapa Negara Asia. Seperti Thailand, Vietnam, Hongkong, Malaysia, Korea Selatan dan lainnya.
Sementara itu, film Kuanyi sendiri mengisahkan sebuah legenda atau cerita rakyat yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai asal usul Kabupaten Bulungan atau Kalimantan Utara.
Film ini, kata Ujang sang sutradara, menceritakan tentang sosok Kuanyi, seorang pemimpin suku bangsa dayak Hupan atau dayak Kayan yang tinggal di hulu Sungai Kayan.
“Kisah dalam film ini kami ambil tidak hanya sekedar cerita dari mulut ke mulut. Namun kami mencari banyak referensi. Baik itu dengan membaca buku, maupun mendapat cerita dari orang-orang tua yang kami yakini berkompenten tentang cerita ini. Ini dalah sebuah legenda, cerita rakyat yang ada di Kaltara, yang mungkin belum banyak yang tahu,” kata Ujang.
Dirinya pun optimis, karya film yang dibuat bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Arch Mediatama Production dan di bawah naungan PT Mitra Taka Utama ini akan mampu bersaing dengan karya-karya lainnya dalam ajang festival ini. Bahkan termasuk karya yang dari luar negeri.
“Yang jelas ini, kami sangat-sangat bersyukur. Bahwa karya yang kami buat ternyata mendapat penilaian yang luar biasa. Ini sangat memacu semangat kami untuk terus berkarya dengan yang lebih baik dan baik lagi,” katanya optimis. (*/lis)
